Pejuang Mimpi adalah sebuah komunitas yang didedikasikan untuk mereka yang mempunyai mimpi besar namun terkendala keterbatasan fisik. Sri Rahayu sang inisiator sekaligus ketua komunitas Pejuang mimpi memang seorang pribadi yang kuat dan tak mengenal lelah dalam mengedukasi dan upaya pemberdayaan kaum disabilitas di Kota Malang. Menurutnya, keterbatasan fisik tidak boleh menghalangi seseorang untuk berhasil di kehidupannya karena semua orang memiliki kesempatan yang sama. Upaya yang tidak mudah dan memerlukan dukungan berbagai pihak di masyarakat. Hal ini pun didukung oleh Hotel Grand Mercure Malang Mirama.
Dukungan dari Hotel Grand Mercure Malang Mirama
Dalam rangka merayakan hari jadinya yang kedua di tahun 2023, Grand Mercure Malang Mirama sebagai hotel ramah anak mengadakan acara bertajuk Embracing a Disabled – Friend Talent yang menggandeng Komunitas Pejuang Mimpi pada tanggal 10 Oktober 2023 lalu. Acara yang berlangsung di area Coffe Cafe lantai 1 Hotel Grand Mercure Malang Mitama ini menampilkan talkshow bersama Djoko Rendy pemilik galeri Tithiek Teenger dan Sri Rahayu Ketua Pejuang Mimpi, sharing session bersama para orang tua hebat dan pertunjukan keren dari adik-adik disabilitas.
Acara yang dimulai pukul 15.00 ini dihadiri tamu undangan yang cukup antusias dengan konsep ini. Banyak kalangan dan instansi yang juga mendukung terselenggaranya acara Komunitas Pejuang Mimpi dan Hotel Grand Mercure Malang Mirama ini terbukti dari beberapa sponsor perusahaan hadir demi suksesnya acara ini. Seusai pembukaan secara seremonial, acara pertunjukan oleh adik-adik disabilitas pun dimulai dari pertunjukan puisi, menyanyikan lagu bersama, tari Bapang dan Fashion Show yang unik. Unik karena para talent model adalah adik-adik disabilitas yang tak disangka cukup luwes membawakan baju karya Athaya, seorang diva grahita yang berkarya hingga luar negeri.
Fashion Show Pejuang Mimpi
Acara fashion show di acara uang tahun Grand Mercure Malang Mirama yang bekerjasama dengan Komunitas Pejuang Mimpi ini berlangsung meriah dan diperagakan oleh sekitar 20 orang model disabilitas. Diawali dengan parade semua model lalu masing-masing memperagakanbaju dan outer desain dari Athata Arts. Foto-foto berikut bisa menggambarkan kemeriahan dan keunikan fashion show di tanggal 10 Oktober itu.
Athaya Diva Grahita yang Berprestasi
Karya-karya apik di acara ini adalah buah dari ketekunan Athaya di bidang seni kontemporer di Kota Malang. Ha ini merupakan sebuah pencapaian yang baik bagi seorang gadis yang memiliki kebutuhan khusus. Prestasi demi prestasi yang dibuatnya adalah secercah harapan dan sebuah langkah baru bahwa setiap anak berkebutuhan khusus berhak memiliki masa depan yang cerah dan bukan sebagai kaum yang termarjinalkan.
Athaya, beruntung memilki keluarga yang mendukungnya dalam berkarya yang dimulai sejak tahun 2021. Dari berbagai kegiatan yang telah dicoba oleh Athaya tampaknya seni lukis inilah yang merupakan bakatnya. Saat itu karena tidak bisa melukis menggunakan kuas, Isa Maisah sang ibu memberikan alat-alat masak seperti centong, sendok garpu sebagai alat lukisnya dan hasilnya tidak mengecewakan. Dengan modal lukisan abstraknya yang unik itulah karyanya mulai diaplikasikan pada bucket hat, sepatu dan kain. Dengan cara lukisannya di-scan secara digital lalu dicetak pada kain dan dijahit menjadi baju, outer, topi dll. Ada pula beberapa karya lukisannya yang langsung diaplikasikan pada sepatu dan topi.
Usahanya yang konsisten lama kelamaan berbuah manis ketika sering mengikuti pameran yang diselenggarakan oleh kantor-kantor Dinas dan BUMN di Kota Malang. Bahkan Gubernur Jatim bu Khofifah Indar Parawansa adalah salah satu penggemar karyanya.
Acara Apik
Rangkaian acara hari itu membawa kesan mendalam sekali karena kesetaraan dalam berusaha memang diperlukan agar anak-anak penyandang disabillitas bisa mandiri dan bisa mengeksplorasi bakatnya masing-masing. Kepada orangtua-orangtua hebat disana, yakinlah bahwa anak disabiitas adalah permata yang dititipkan Sang Pencipta untuk kalian. Jangan merasa putus asa karena Komunitas Pejuang Mimpi hadir untuk berkolaborasi dan memberikan kesempatan bagi anak-anak disabilitas. Seperti kata pepatah Peru satu desa untuk membesarkan seorang anak. Dengan lingkungan yang mendukung semua anak akan mandiri dan berhasil.
*credit photo by Anom Harya