Medio tahun 2020 hingga 2022 bisa dikatakan sebagai kiamat kecilnya dunia ketika semua kegiatan normal harus terhenti. Ketakutan akan serangan virus yang mudah menyebar dan bisa mematikan membuat semua hidup dalam ketidakpastian. Semua bidang tentu terdampak dan itu sangat terlihat terutama di bidang pariwisata. Hal ini tentu sangat miris di tengah Indonesia sedang meningkatkan potensi pariwisata Indonesia kepada dunia.
Namun siapa sangka, di masa suram inilah tercetus ide dari Reza bersama dua rekannya untuk mengembangkan usaha pariwisata berbasis teknologi yaitu virtual tour. Virtual Tour adalah tur seperti biasa hanya saja di kegiatan ini seorang pemandu wisata asli dengan bantuan teknologi dan atau aplikasi akan membawa pengunjung untuk menjelajahi suatu tempat serta mempelajari sejarah atau informasi dari tempat tersebut. Walaupun sepertinya lebih sederhana daripada tur biasa namun ternyata banyak persiapan yang dilakukan sebelum virtual tour ini dilaksanakan.
Memulai Bisnis
Usaha Reza dan rekan-rekannya dinamakan Atourin. Atourin adalah perusahaan start up yang berdiri di tahun 2018 dengan visi untuk membantu menjembatani antara pelaku pariwisata dengan konsumen. Pada umumnya di tahun itu informasi tentang pariwisata kadang terkendala sehingga konsumen menghadapi kesulitan dalam hal perencanaan tujuan, obyek wisata, penginapan dan lain sebagainya.
Latar belakang Reza yang senang melakukan traveling saat berkuliah di Jurusan Geologi Universitas Diponegoro sedikit banyak memberikan trigger untuk mendirikan Atourin. Bersama Rivo yang memiliki latar belakang Teknik Informatika Universitas Padjajaran dan Muchdir “Johar” Zauhariy lulusan Ekonomi Universitas Indonesia, tiga serangkai ini sepakat untuk memberikan pengalaman yang berbeda saat melakukan perjalanan wisata. Dengan harapan memberikan kemudahan perencanaan liburan kepada wisatawan.
Solusi di Masa Pandemi
Di bulan Maret 2020 ketika Indonesia mengumumkan secara resmi masuknya virus Corona di Indonesia masih banyak yang skeptis dan tidak percaya bahkan banyak penolakan atau denial. Namun ketika pemerintah memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat akhirnya ekonomi mulai terdampak karena aktivitas pekerjaan di lapangan otomatis tidak bisa berjalan normal. Sektor pariwisata yang notabene membawa banyak orang dan rombongan mendadak di-cancel. Banyak tempat wisata yang harus tutup sementara, hotel dan restoran yang kosong dan tentu perusahaan tour travel yang mengampu pemandu wisata dan transportasi sepi job.
Reza dan Atourin berusaha mencari solusi agar sektor pariwisata bisa bangkit sedikit demi sedikit, maka tercetuslah ide Virtual Tour. Dan di bulan April 2020 bertepatan dengan puasa ramadhan, Atourin mengadakan pelatihan virtual tour pertama melalui zoom meeting selama 2 hari. Pesertanya adalah para pemandu wisata dari berbagai kota di Indonesia.

Salah satu flyer pelatihan Virtual Tour
Seminggu setelah pelatihan tersebut, aktivitas Virtual Tour pun dimulai dengan lokasi pertama di Yogyakarta tepatnya di Gunung Nglanggeran, sebuah destinasi wisata di Gunung Kidul yang merupakan gunung purba. Aktivasi Virtual Tour di Atourin pun akhirnya menjadi agenda rutin setiap akhir minggu dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata dari Aceh hingga Papua.
Virtual Tour tidak hanya menampilkan obyek wisata saja tetapi bisa mengunjungi tempat kuliner khas setempat bahkan bisa berbelanja produk oleh-oleh lokal produksi UMKM setempat. Para turis virtual bisa menikmati keindahan tempat wisata dan bahkan membantu pelaku UMKM dengan membeli produk mereka. Walaupun berada di rumah namun para wisatawan dapat menjelajahi berbagai obyek wisata di Indonesia secara virtual dengan biaya yang lebih murah. Hal ini juga bisa menjadi bahan observasi obyek wisata yang akan dikunjungi jika situasi membaik setelah pandemi berakhir.
Memang masih ada banyak kekurangan virtual tour dibandingkan dengan tur langsung ke lokasi tapi kegiatan ini membuat para pemandu wisata memiliki penghasilan kembali, para pelaku UMKM bisa menjual produk mereka dan para wisatawan bisa mendapatkan pengalaman baru untuk menjelajahi obyek wisata yang belum bisa mereka kunjungi secara langsung. Reza dan Atourin memberikan sebuah alternatif pengembangan pariwisata di Indonesia.

Persiapan kegiatan Virtual Tour
Kerjasama dengan Pemerintah dan Lembaga Terkait
Melihat antusias para pelaku pariwisata tentang alternatif menikmati wisata secara virtual tentu dinilai positif oleh pemerintah khususnya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Maka dibuatlah pelatihan virtual tour bagi tour guide Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Atourin yang terbagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok berisi 30 orang peserta yang mendapatkan pelatihan dan bimbingan selama sekitar 1 bulan. Dari sekitar 30 peserta tersebut akan dipilih 5 orang dengan nilai terbaik dan dibuatkan acara virtual tour khusus yang di-arrange oleh Atourin.
Tak hanya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, beberapa kementerian dan lembaga pun akhirnya turut bekerjasama dengan Atourin seperti Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Tenaga Kerja, Bank Indonesia, UGLC Aspac, Conservation International Indonesia, Stipar Bandung, Universitas Ciputra dan juga PT Astra Indonesia. Bahkan beberapa kali Reza bekerjasama dengan PT Astra Indonesia mengadakan proyek bersama di berbagai tempat.
Dalam perkembangannya Virtual Tour tidak hanya menggunakan aplikasi Google Maps dan Zoom Meeting namun bisa dilakukan dengan live streaming dan memakai alat Augmented Reality (AR). Reza bersama Atourin dipercaya untuk memberikan pelatihan pemakaian alat AR ini di berbagai desa wisata di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Penyerahan alat Augmented Reality

Reza mengajar virtual tour di desa Ngadas

Kegiatan mengajar di Kab Malang
Kontribusi pada Pariwisata Indonesia
Kini ketika pandemi telah berlalu, Reza dan Atourin masih membantu pengembangan pariwisata di Indonesia dengan cara membuat inovasi teknologi yang diberi nama Atourin Visitor Management System (AVMS) yang mendukung pariwisata berkelanjutan. Para wisatawan bisa melakukan reservasi dan membeli tiket paket wisata secara online jauh-jauh hari serta bisa melakukan pembayaran non-tunai. Sedangkan pihak pengelola tempat wisata bisa memiliki data kunjungan wisatawan serta data keuangan dengan rapi dan baik.
Reza dan Atourin telah bekerjasama dengan mitra dari puluhan desa wisata dari seluruh Indonesia dan telah memberikan manfaat yang sangat besar kepada pengelola tempat wisata yang telah terdigitalisasi dengan adanya marketplace dan inovasi AVMS ini. Sistem tata kelola desa wisata di lokasi yang sangat jauh dari ibukota pun bisa diorganisir dengan baik.

Pilihan paket wisata di atourin.com
Reza tidak setengah-setengah memberikan kontribusinya di pariwisata Indonesia dengan cara mendalami bidang ini dan menempuh pendidikan Magister Pariwisata Berkelanjutan di Universitas Pajajaran yang diraihnya pada tahun 2023. Bahkan di tahun 2021, Reza telah menulis dua jurnal bidang pariwisata dengan dua rekannya dengan judul “Peran Kewirausahaan Dalam Pengembangan Geowisata” dan “The Role of Pentahelix Actors for Sawahlunto City to be Deemed a UNESCO World Heritage”.
Dedikasinya dalam inovasi teknologi di bidang pariwisata pun diganjar dengan beberapa penghargaan seperti Astra Satu Indonesia bidang teknologi pada tahun 2021, juara pertama The NextDev Talent Scouting tahun 2022 serta Penghargaan Wira Usaha Muda dari Kemenpora tahun 2022 lalu.
Dalam waktu dekat, Reza bersama Atourin dan lembaga terkait akan ambil bagian dalam Pameran Desa Wisata Indonesia di Belanda dengan menampilkan beberapa Desa Wisata unggulan Indonesia sehingga semakin banyak wisatawan mancanegara yang tertarik dan ingin berkunjung ke Indonesia.
Pariwisata Indonesia tidak bisa berjalan tanpa kerjasama antar stake holder mulai dari tingkatan terkecil hingga pemerintah. Harapannya, di masa mendatang pariwisata berkelanjutan bisa lebih meningkatkan kualitas wisatawan dengan menjaga lingkungan dan memberikan dampak positif kepada obyek wisata yang dikunjungi sehingga terjadi ekosistem wisata yang sehat.
Maju terus pariwisata Indonesia!
#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia
2 Comments. Leave new
Terima kasih banyak tulisannya Kak
Masa pandemi bener bener membuat sektor pariwisata menjadi sepi. Wisata pantai bahkan tempat bermain di dalam kota mendadak ikutan sepi. Pengusaha kecil disekitaran lokasi juga terkena dampaknya, sedih
Kemudian pelaku usaha mencoba menggunakan virtual tour saat itu, dan aku sempet ikutan , menarik juga konsepnya.
bersyukur sekarang sektor pariwisata udah mulai rame lagi