“Kita tidak pernah tahu besok atau lusa bagaimana, untuk itu marilah saling membantu”
-Dhafi Adam-
Kalian percaya tidak kalau semua orang memiliki potensinya masing-masing. Ada yang pintar dalam bidang akademis di suatu kelas tapi mungkin belum tentu dimiliki sebagian kecil siswa di kelas itu. Siapa tau sebagian kecil siswa justru pintar di bidang bisnis. Dan banyak contoh seperti ini yang bisa kitalihat sehari-hari. Hal ini adalah sesuatu yang bisa kita pelajari untuk mendidik anak-anak kita. Bahwa nilai akademis belum tentu menjadi tolok ukur keberhasilan di masa depan. Seperti beberapa kisah sukses para pengusaha yang beberapa kali pernah kita baca.
Namun, kesuksesan pun bukan seperti membalik telapak tangan. Naik turunnya sudah pasti akan menghadang. Misalkan kita ada di situasi bisnis sedang tidak baik, apa yang akan kamu lakukan ketika berada di saat terpuruk? Diam saja dan pasrah atau bergerak mencari peluang baru? Hal yang sama terjadi pada seorang Dhafi Adam, lelaki asal Sidoarjo yang berhasil membalikkan keadaan dari minus hingga akhirnya menjadi seorang pengusaha yang membawahi ratusan karyawan. Apa kisahnya ? yuk kita simak.
Kisahnya dimulai ketika saat bekerja di salah satu perusahaan leasing di Jawa Timur. Berkat keuletannya, dia meraih penghargaan sebagai top achiever di perusahaannya. Namun semakin tinggi karirnya dia justru merasa hidupnya semakin banyak hutang. Tak berapa lama dari kejadian itu, Dhafi menikah dengan pujaan hatinya dan merantau ke Bali dengan bekal seadanya. Gaji yang diterima hanya cukup untuk membayar kos dan biaya makan sehari-hari. Tak jarang dia hanya bisa makan bubur tepung kanji untuk makan. Dhafi lalu mencari peluang lain selepas bekerja di kantor untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Saat itu tahun 2016 sedang gencar perekrutan driver ojek online, maka ia mencoba melamar dan diteima sebagai driver ojek online di sekitar kota Denpasar.
Kehidupan yang keras itu tidak membuatnya melupakan untuk selalu berusaha membantu orang lain. Karena seringnya dia melihat pengendara motor yang kehabisan bensin di tengah jalan, Dhafi bertekad untuk menolong orang yang senasib dengan mendorong sepeda mereka ke SPBU terdekat. Setelah kejadian itu ia bahkan menyiapkan untuk membawa seliter bensin untuk diberikan kepada pengendara yang kehabisan bensin setiap hari. Yang mendorongnya untuk melakukan hal tersebut adalah kata-kata dari temannya : “Untuk menjadi orang baik itu mudah, dengan diam saja dan tidak melakukan hal buruk itu sudah cukup. Tapi kalau ingin jadi orang yang bermanfaat maka kita harus berjuang.”
Kejadian apapun yang menimpa kita pasti ada hikmahnya. Ini pula yang dijadikan seorang Dhafi Adam memulai bisnis jual beli. Dari sebuah TV baru yang meledak, dia mencoba mengiklankan barang itu melalui marketplace. Tak disangka walaupun barang itu rusak tapi ada yang berminat. Hal ini berlanjut dengan membeli barang elektronik yang dijual pendatang di Bali yang akan kembali ke daerah asalnya. Setelah beberapa bulan usahanya lancar hingga akhirnya Dhafi memutuskan untuk resign dan fokus untuk usaha menjual barang di marketplace. Hal yang diamini oleh mantan bosnya yang melihat bakat bisnis Dhafi Adam.
Di Sidoarjo, Dhafi memulai usaha gendongan bayi dengan hanya satu penjahit saja dan produknya diterima pasar. Sedikit demi sedikit kuota produksi dan pekerja pun bertambah. Usaha pun berkembang dengan menjual helm anak dan helm retro yang diproduksi tetangganya. Volume produksi meningkat sampai 1500 pcs per hari dan selalu habis terjual. Namun cobaan kembali datang. Karena minimnya informasi tentang izin SNI produk anak dan helm, Dhafi harus berurusan dengan polisi. Usaha pun harus berhenti dan ditutup.
Dhafi pantang menyerah. Usaha pun beralih ke produk home living bersamaan dengan masa pandemi yang menyerang Indonesia. Memanfaatkan agen yang sudah bekerjasama sebelumnya di produk gendongan bayi dan helm, produk barunya juga mendapat respon yang baik. Dari produksi awal sekitar 200 pcs per hari hingga saat ini produksi meningkat hingga 25.000 pcs per hari. Sebuah perjuangan yang tidak mudah tapi bisa dilaluinya.
Tak hanya berhenti disitu, selain menggenjot kapasitas produksi dia pun perlahan mulai menata manajemen agar semakin baik dan tidak sekedar hanya usaha asal lancar saja. Perubahan menuju culture corporate yang lebih baik mulai diterapkan, target-target ke depan perusahaan juga mulai dirancang dan ditata. Mimpi besarnya adalah agar perusahaan yang dinamakan PT Semoga Berkah Sukses ini bisa IPO.
Pengusaha sukses tidak berarti hanya sukses untuk dirinya tapi juga sukses untuk sekitarnya. Hal ini yang bisa pelajari dari sosok Dhafi. Perjalanan masih panjang namun kisah suksesnya bisa kita teladani, yaitu pantang menyerah untuk berusaha dan berkembang.
“Belajar dari pengalaman itu penting tapi belajar dari pengalaman orang lebih penting ” -Dhafi Adam-