Pandemi, seperti yang kita tahu, memang merubah segala kebiasaan kita selama ini. Dari yang semula bisa melakukan segala aktivitas secara bebas menjadi terbatas. Pekerjaan yang sebelumnya bisa dilakukan di luar rumah menjadi tidak mudah karena ada beberapa protokol kesehatan yang harus kita ikuti. Seperti yang aku rasakan di akhir bulan Maret 2020 lalu. Di kantor tour travel tempat aku bekerja terpaksa ditutup sementara selama 2 (dua) bulan. Saat itu suasana tidak menentu karena semua orang ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa. Cerita-cerita tentang masa kelam 2 tahun lalu tentu masih terbayang oleh kita karena semua orang di dunia merasakan hal yang sama dan ekonomi keluarga merosot drastis. Dan di saat ekonomi tidak menentu inilah hobi merajut menolong perekonomian keluargaku.
Merajut adalah sebuah keterampilan tangan dengan alat yang disebut hook atau hakpen dan benang. Kerajinan tangan yang dipercaya bermula dari kawasan timur tengah ini menyebar ke seluruh dunia dan akhirnya masuk ke Indonesia melalui orang-orang Belanda yang “menguasai” tanah air kita. Para nyonya Belanda membawa keterampilan merajut, menyulam, menjahit ke Hindia Belanda dan mengajarkannya di sekolah-sekolah putri di Batavia saat itu dan menyebar ke berbagai kota. Di beberapa wilayah di Indonesia, ada beberapa tempat yang menjadi sentra rajutan sejak jaman dahulu seperti di Sumatera Barat.
Perkenalanku dengan rajut dimulai sejak 2002 saat menempuh kuliah di sebuah Universitas Negeri di Malang. Sempat vakum beberapa tahun dan baru sekitar tahun 2007 aku bisa lebih intens mempelajari rajutan melalui milis. Saat itu internet baru saja booming dan mencari informasi online hanya bisa dilakukan di warung internet (warnet) tapi itu tidak menghalangiku untuk belajar. Barulah di tahun berikutnya ketika saluran IndiHome dari Telkom Indonesia masuk ke kawasan perumahan, aku bisa lebih leluasa belajar dan bertukar informasi dengan teman-teman di milis. Biasanya malam hari di hari tertentu kami melakukan “dugem” alias duduk gembira dan berdiskusi tentang teknik dan pola rajutan tertentu. Oh ya, rajutan memiliki pola dan terminologi sendiri yang perlu dikuasai perajut untuk membuat sebuah produk. Pola ini bisa berupa tulisan ataupun simbol.
Bertahun-tahun menekuni hobi ini sampai akhirnya membentuk komunitas rajut di kota Malang menjadi berkah bagi keluarga. Di awal April ketika aku menjalani WFH (Work From Home), seorang teman, sesama perajut menawarkan untuk membantunya mengerjakan pesanan rajutan tas dari sebuah brand di ibukota. Aku diberi bahan beberapa tas berisi benang yang harus dikerjakan sesuai dengan pola dan bentuk yang telah ditentukan. Dari sebuah tas, yang aku kerjakan, akan ada fee atau imbalan yang diberikan. Hal yang aku terima dengan senang hati karena bisa dikerjakan di rumah dan ini adalah hobiku. Selama satu bulan, aku bisa mengerjakan sekitar 10-15 tas yang akan disetorkan dan disempurnakan finishingnya. Hasil yang aku dapat dari pekerjaan ini sangat sangat membantu keuangan keluarga ketika kami, aku dan suami, tidak bisa leluasa keluar rumah.
Lalu apakah hanya mengerjakan tas pesanan dari satu sumber saja? Sebenarnya tidak juga. Karena ada juga pesanan dari media sosial. Tetapi untuk mengakses media sosial dan semua yang berhubungan dengan aktivitas online di masa itu sangat tergantung dengan kualitas sinyal internet. Ini krusial sih sebenarnya karena lokasi perumahanku terletak di pinggiran kota dan tidak banyak kalau bisa dibilang hanya ada dua provider yang tersedia. Tak perlu pikir panjang untuk mendapat manfaat internet yang baik dan lancar, IndiHome sudah jadi pilihan utama sebagai internetnya Indonesia yang terpercaya sehingga beberapa pesanan online bisa aku dapatkan.
Dua bulan di rumah menggantungkan ekonomi keluarga hanya dari hobi itu adalah sesuatu yang tidak pernah aku duga sebelumnya. Walaupun akhirnya di bulan Juni tahun itu aku kembali masuk kantor namun pesanan tas dari Ibukota masih rutin aku kerjakan hingga kini. Dan masih memberikan hasil yang lumayan sebagai pekerjaan sampingan.
Hobi adalah sesuatu hal yang sering dan senang kalian kerjakan di saat senggang. Tekunilah hobi positif kalian, siapa tahu jalan rejekimu adalah lewat hobimu. Pekerjaan yang menyenangkan adalah ketika kerja sesuai dengan hobi.
28 Comments. Leave new
Merajut memang menyenangkan dan menenangkan. Apa lagi kalau dapat menghasilkan, ya. Jadi makin semangat, deh.
Me time dengan merajut dan dapat uang. Alhamdulillah mbak
Alhamdulillah ya, Mbak. Hobi merajut, bisa jadi sesuatu yang menyenangkan. Dan memang Mbak, kalau sesuatu yang dilakukan dari hobi, maka enjoy dan senang melakukannya. Bahkan banyak dari hobi, bisa menghasilkan uang, bahkan jadi profesi. Salah satunya hobi menulis.
iya pak betul. Alhamdulillah bisa membantu di saat genting
Lama juga ya mbak hobinya. Aku pernah coba belajar merajut, harus sabar banget, apalagi pernah salah gitu, jadi polanya nggak sesuai, bongkar deh. Tapi hobi gini tuh melatih kesabaran
Senang sekali, ya, Mbak, bisa mendapatkan penghasilan sampingan dari hobi. Sehat selalu, Mbak.
Menyenangkan ya, Kak kalau kita bisa mendapatkan bayaran dari hobi yang kita jalani. Ngerjainnya seneng. Hasilnya juga pasti bagus. Pembelinya pasti akan merasa puas. Berkah dah usahanya ya, Kak.
Hal yg menyenangkan jika apa yg kita sukai bisa menghasilkan cuan. Dulu pernah diajarin merajut pake hook sm temen, coba bikin syal tp ga jadi, krn di tengah2 menyerah soalnya ga rapi hahaha…
kalau kita bisa memanfaatkan hobi dengan baik, tentu kita bisa mendapatkan imbalan yang sesuai pula termasuk hobi merajut yang bisa menghasilkan ini juga dong. Dengan bantuan IndiHome bisa mempermudah pemasaran produk juga tentunya.
Ikutan senang membaca hobi merajut yang dapat jadi penghasilan tambahan ini mba.
Sesuatu yng disukai itu kalau dikerjakan jadi semacam healing dari rutinitas lain yg merupakan kewajiban ya.
dari dulu saya coba belajar merajut belum kesampaian mba Din, dulu ada teman mahir merajut tangganya cepat sekali kalau merajut terus hasil rajutannya juga rapi dan banyak desainnya, makanya penasaran
Ah saya nggak telaten buat merajut mbak
Hehe
Tapi emang banyak juga teman teman yg mengisi pandemi dgn merajut
Wah, dulu waktu smp pernah bikin tas dr rajutan.. Sekarang kok lupa bagaimana memulainya ya.. Pingin coba belajar lagi nih..
Dulu waktu kecil aku sempat belajar merajut. Lumayan sih bisa bikin syal yang cuma lurus aja. Hihi.
Sekarang wes lupa semua. Kalah ama kerjaan lain. Hadeww
MasyaAllah keren mbaa, aku ngga telaten euy, jadi inget ibkku yang suka merajut dariduluu hihi hasil rajutannya dijual buat tambahan jajan
Kalau sudah suka lalu dijadikan hobi bisa menjadi healing saat melakukannya. Apalagi merajut bisa kapan dan dimana aja Teh Dini
Dulu pas belum jadi ibu2 saya rajin merajut loh. Saking jarang ada di rumah jadi kalau pas gak ada kerjaan keluar lgs ambil rajutan. Giliran jadi ibu2 lha kok malas. Dan tangan terasa kaku bingit.
Masya Allah, dari hoby jadi cuan ya. Apapun kalau telaten pasti bisa. Dan kini meskipun udah back to WFO, kerjaan sampingan merajut tetap jalan.
Dari dulu aku juga pgn bgt”dugem” ini. Dulu pas kuliah juga ngelihat tmn yg bikin rajutan. Duh ngajarin kesabaran bgt. Ya kayak mancing gt lah. Cmn ini lbh ribet krn tak ada berhenti kecuali kita istirahat.
Mantap nih hobi yang akhirnya bisa menghasilkan uang. Udah lama banget sih pengen belajar merajut. Sepertinya menyenangkan ya, apalagi kalau bisa menghasilkan sampai jadi barang yang bisa dipakai seperti tas itu. Jadinya kek punya kebanggaan tersendiri memakainya.
salut nih untuk yang bisa merajut. Saya nggak telaten, padahal kalau ini dijadikan penghasilan harganya juga lumayan ya, mbak
MashaAllah~
Kereeeen super keren sekali, kak.
Aku dari dulu merajut gak maju-maju belajarnya. Kaya bingung mau bikin apa, dan berakhir pada di kotak benang aja. Anakku juga hobi merajut, tapi melihat Ibunya yang biasa-biasa aja, jadi gak maju juga. Tapi alhamdulillahnya, doi hobi jahit. Jadi lumayan banget untuk aktivitas dan pola berpikir.
Dulu pernah belajar namun putus ditengah jalan haha…
Mungkin memang ga hobby2 banget jadi kesannya “males” padahal asinya kayaknya asik ya mba
Seru banget kak 🙂 merajut itu bikin lebih sabar ya hihi.. jd pengen belajar merajut jg
Kisahnya mungkin kurang lebih sama seperti saya yang tinggal di kampung. Harga internetnya masih mahal, padahal butuh banget untuk keperluan ngeblog sama ngedesain. Setelah dipikir-pikir lebih bagus memasang WiFi saja daripada habisin uang buat beli paket. Akhirnya pasanglah indihome dan alhamdulillah nyaman makenya sampe sekarang. Bahkan saya gak cuma masang di kampung aja, tapi di kos-kosan juga hihihihi.
iya dengan internat kencang, belajar lancar dan cuan juga
Keren banget punya keterampilan merajut ya Mbak, apalagi bisa diandalkan saat keuangan kita semua terkena krisis akibat pandemi. Saya dulu pas kuliah pernah kursus merajut tp gak telaten, salut ama Mbak Dini deh
terimakasih..sebenarnya semua bisa kok asal ada waktu dan kesempatan mbak